kar kelembak telah lama digunakan sebagai obat herbal di Indonesia,
dengan antrakuinon sebagai senyawa utamanya yang memiliki beragam
manfaat kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi parsial metode
KLT-densitometri, meliputi parameter akurasi dan presisi, serta menetapkan
kadar antrakuinon dalam sampel ekstrak etanol 70% akar kelembak.
Simplisia diekstraksi menggunakan metode Microwave Assisted Extraction
(MAE) dengan pelarut etanol 70%, diikuti optimasi metode (fase gerak dan
volume penotolan). Kemudian, nilai koefisien korelasi dari kurva baku
ditetapkan, diikuti uji validasi metode meliputi uji akurasi dan presisi. Kadar
antrakuinon dalam tiga sampel ekstrak etanol 70% ditetapkan, lalu diuji
statistik dengan metode ANOVA satu arah. Fase gerak optimal diperoleh
adalah n-heksan:etil asetat (10:1), dengan resolusi puncak 1 dan 2 sebesar
0,93 dan puncak 2 dan 3 sebesar 0,70. Volume penotolan optimal sampel
adalah 30 µL. Kurva baku menunjukkan nilai koefisien korelasi yang baik
dengan nilai r sebesar 0,99816. Validasi parsial metode menunjukkan hasil
yang memenuhi syarat, meliputi uji akurasi dengan nilai perolehan kembali
sebesar 100,25±2,20%, dan uji presisi dengan nilai SBR sebesar 2,19%. Hasil
penetapan kadar antrakuinon dalam ekstrak etanol 70% akar kelembak A, B,
dan C masing-masing adalah 1,08±0,03%, 0,90±0,03%, dan 0,83±0,02%. Uji
ANOVA satu arah menunjukkan terdapat perbedaan signifikan secara
statistik antara ketiga sampel tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
metode KLT-densitometri memenuhi syarat validasi parsial metode, meliputi
akurasi dan presisi, serta terdapat perbedaan kadar antrakuinon yang
signifikan dalam sampel ekstrak etanol 70% akar kelembak A, B dan C