Kemajuan Teknologi Informasi sedang berkembang pesat didalam Era Peradaban ini, dan kemajuannya telah memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi antar sesama dan bertukar informasi didunia maya. Akan tetapi kemajuan teknologi tidak hanya membawa dampak postif bagi penggunanya tetapi juga membawa dampak negatif, seringkali penggunanya yang menyalahgunakan keunggulan dari teknologi informasi sebagai sarana untuk melakukan kejahatan. Salah satu contoh dari penyalahgunaan Teknologi Informasi dalam ruang lingkup kesusilaan ialah kasus putusan Pengadilan Negeri Bangko No. 180/PidSus/2020/PN. Bko, mengenai penyebaran foto asusila melalui alat komunikasi. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah apakah unsur delik dari pelaku sudah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku dan apakah putusan tersebut sudah tepat dalam melakukan pengumpulan alat bukti sudah tepat sesuai dengan dua undang-undang yang berlaku. Dengan menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif, penelitian dilakukan dengan menganalisis bahan lainnya dan bahan rujukan dalam bidang hukum lainnya. Dari uraian mengenai unsur delik yang telah dipenuhi oleh pelaku bahwa pelaku melakukan tindakannya dengan sepenuhnya merupakan unsur kesengajaan dan pelaku sadar bahwa tindakannya tersebut adalah perbuatan yang melanggar norma. Mengenai alat bukti terdapat keragaman alat bukti yang didapatkan oleh penyidik dan penuntut umum dengan cara bertemunya dua pengaturan tentang alat bukti yang sah menurut hukum.