Dari berbagai permasalahan di Indonesia yang paling sering terjadi ialah perbuatan tindak pidana pencurian. Maka dari itu permasalahan utama dalam skripsi ini adalah tindak pidana pencurian dalam pemberatan yang dilakukan dalam waktu malam hari dan objek dalam kasus ini adalah seekor sapi, dalam putusan nomor 37/Pid.B/2020/PN.Bgr. Bahwa dalam skripsi ini akan meneliti tentang pertimbangan serta penerapan hukum yang diterapkan oleh hakim untuk tindak pidana pencurian pemberatan. Tujuan dari penelitian ini akan memaparkan ketentuan sanksi pencurian yang dilakukan dalam hukum pidana positif. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian hukum yuridis normatif karena berdasarkan hukum jenis penelitian kualitatif dari putusan Pengadilan Negeri Bogor, diperoleh dengan menganalisa teori-teori melalui pengumpulan sumber-sumber yang berkaitan dengan aspek materi yang diteliti serta mengkaji pendapat-pendapat para ahli hukum yang terdapat dalam buku, undang-undang yang terkait, atau buku-buku yang lain yang berkaitan dengannya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sanksi yang diterapkan oleh hakim adalah suatu hal yang kurang tepat, karena pertimbangan hakim yang kurang tepat dimana dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah benar dalam menuntut terdakwa yaitu pasal 363 ayat (1) ke-1 dan ke-4, yang mana salah satu unsur dari pasal tersebut adalah pencurian ternak. Namun hakim dalam putusannya tidak membenarkan unsur tersebut yang mana dalam kasus posisi terdakwa mengakui telah mencuri sapi ternak milik korban. Sehingga dalam putusan No 37/Pid.B/2020/PN.Bgr terdakwa yang seharusnya bisa lebih di pidana penjara lebih lama lagi karena adanya pemberatan pidana yaitu pencurian ternak. Kata Kunci : Tindak Pidana , Pencurian , Pemberatan