Setiap tempat yang bermakna selalu memiliki elemen-elemen yang menarik dan memberi makna kepada orang-orang yang melihatnya. Secara visual kawasan permukiman tradisional atau adat biasanya memiliki ciri khas yang menarik penglihatan dan memberi makna kepada orang-orang yang mengamatinya. Hasil pembandingan kinerja elemen-elemen penanda dan pembentuk kawasan di tiga lokasi desa tradisional menunjukkan adanya elemen yang kinerjanya konsisten dan ada elemen yang berbeda kinerjanya di lokasi yang berbeda. Mengacu kepada uraian Lynch tentang peran elemen-elemen (1) district dan path, (2) edges, (3) nodes, dan (4) landmark, hasil pembandingan di Desa Penglipuran, Desa Menanga, dan Kampung Al Munawar menunjukkan bahwa yang paling menonjol dan konsisten perannya di setiap lokasi adalah elemen path yang diwakili oleh koridor utama desa dengan skala pejalan kaki. Unsur lain yang juga konsisten adalah dinding koridor berupa deretan rumah yang mewakili bagian-bagian disctict, dan sekaligus memperkuat peran koridor utama. Adapun elemen-elemen landmark, nodes, dan edges tidak selalu konsisten di setiap lokasi penelitian. Di lokasi yang alur pathnya tegas, landmark dan nodes cukup konsisten, adapun di kolasi yang alutr pathnya kurang tega, landmark dan nodesnya kurang terlihat. Edges sebagai batas kawasan terlihat jelas pada lokasi yang berada di tepi jalan dan sungai. Sedangkan lokasi penelitian yang cenderung tersembunyi di dalam hutan dan kebun atau berbaur dengan kawasan di sekitarnya, edges tersebut kurang bisa dirasakan oleh pengamat.