Detail Cantuman
Karya Ilmiah Dosen
Kota dan Monad Lokalitas Berbasis Inti Jiwa Seni
Gejala keserupaan dalam anggitan karya arsitektur mendorong lahirnya tema lokalitas untuk
memberi perbedaan karakter karya yang ‘ini’ dengan yang ‘itu’. Sekalipun masih jauh dari harapan namun proses memutu kehadiran karya arsitektur ke arah lokalitas bukannya tanpa masa depan. Bumi nusantara dengan 511 kabupaten dan kota ini telah menunjukkan gejala yang tidak terlepas dari peran Arsitek, Komunitas dan Penguasanya. Trio itulah Sang Creator gagasan-gagasan yang mewujud fisik berupa ‘ruang politik’ yang berciri spectaculer, geometric, phallic – megah, struktural dan menjulang.
Di abad ketidakberaturan ini, persoalan kota menuntut strategi khusus tersebab adanya tren
Arsitek, Komunitas dan Penguasa yang silih berganti terkait sistim demokrasi. Selain kesungguhan Penguasa, Arsitek-pun dituntut arif tatkala menanggapi gempitanya langgam yang berpotensi menutup kepekaannya pada ‘wong cilik’, dan Komunitas yang mengemuka-pun meredefinisi perannya. Lalu, bagaimana persoalan karakter kota dikenali dan ditafsirkan ke bahasa arsitektur?
Melalui isu space-power-knowlegde, sepilihan kota dieksplorasi bersandar penelitian grounded theory berbasis fenomenologi. Salah satunya melalui pertalian kota dengan monad – inti jiwa seni yang memiliki sifat keabadian berasal dari sesuatu kebudayaan yang mendahuluinya. Semacam gen bagi pertumbuhan kota sebagai dalam upaya pencarian karakter lokal. Dalam kasus Ibukota Negara, Soekarno menggagas Jakarta City Planning bertumpu pada monad budaya Jawa Kuno. Kosmologi nawasanga dengan Tugu Nasional sebagai pusat orientasi dipancangkan tepat di catuspatha dan pola ruang bujur sangkar berundak sebagai bentuk dasarnya. Bahasa rupa tradisi juga diangkat Soekarno berupa ornamen ukir/carving batu dan logam dari sumber yang sama untuk menghiasi gedung-gedung ‘Projek Mercusuar’. Gubahan berbasis monad dalam bahasa arsitektur tidak terbatasi sebagai konsep ruang melainkan juga di berbagai kemunculan gubahan bangunan sebagaimana jejak yang ditinggalkan sebagai perpustakaan di kota pesisir Alexandria. Torehan aksara hieroglyph mengilhami perancangan fasadnya, ataupun upaya arsitek yang memunculkan kembali ruin Acropolis sebagai dialog masa lalu di kekinian pada rancangan
museum.
Ketersediaan
EKIDUPT200038 | EKIDUPT200038 | Perpustakaan Pusat | B A C A D I T E M P A T |
Lampiran Berkas
Informasi Detil
Judul Seri |
Architectural Event 2014 Proceeding: Membangun Karakter Kota Berbasis Lokalitas
|
---|---|
No. Panggil |
EKIDUPT200038
|
Penerbit | Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret: Surakarta., 2014 |
Deskripsi Fisik |
16 p.
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN/NPM |
9786021498309
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
text
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|