Dalam karya arsitektur ditemukan mentalite dari sang Arsitek. Ketika, unsur-unsur mutiara Pancasila menjadi mentalite dalam berkarya arsitektur, Soekarno menggubahnya menyerupai sebuah ‘Panggung’ yang diberi ruh ke-Indonesia-an melalui kemunculan artefak-artefak Jawa Kuno, berupa cathuspatha dan nawa sanga sebagai orientasi bangunan, bidang sama sisi dan tangga berundak, linggavevering sebagai ekspresi pengangungan kelaki-lakian, namun pula ekspresi ke-Maharaja-an yang bernuansa Kristiani, dan orientasi ke Timur yang menyerupai tawaf terpadu dalam karya arsitektur Tugu Nasional. Melalui penelitian ilmiah yang memiliki rentang waktu panjang dalam metode Grounded Theory yang dialami secara fenomenologis, butir-butir mutiara Pancasila yang digali Soekarno dari bumi Indonesia itu dipanggungkan ke dalam anggitan karya arsitektur.