Latar Belakang : Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) mempunyai peranan dalam menyembuhkan luka berdasarkan sifatnya sebagai antibakteri. Kandungan tanin berpotensi membantu proses kesembuhan luka melalui peningkatan oksigenasi, peningkatan pembentukan pembuluh darah dan fibroblast, deposisi kolagen, pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi, dan meningkatkan kontraksi luka melalui sifat astringent yang dimilikinya. Flavonoid membantu proses penyembuhan luka karena memiliki sifat astringent, antimikroba, dan meningkatkan epithelisasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih dengan pemberian ekstrak etanol daun jati belanda.
Metode : Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakukan, yakni kontrol positif (Bioplacenton®), kontrol negatif (tanpa pengobatan), sampel 1 (ekstrak etanol daun jati belanda satu kali sehari), sampel 2 (ekstrak etanol daun jati belanda dua kali sehari) selama 14 hari. Luka bakar derajat II A dibuat dengan menempelkan logam panas (1000C) selama 3 detik pada kulit punggung tikus. Pengamatan dilakukan dengan melihat perubahan diameter luka secara makroskopis dan secara mikroskopis meliputi skoring sel nekrosis, infiltrasi sel radang, dan sel serabut fibroblast.
Hasil : Pada penelitian ini diameter luka bakar hari ke-14 diperoleh 0,62cm±0,31 (kontrol negatif); 0,60cm±0,11 (kontrol positif); 0,45cm±0,10 (sampel 1); 0,37cm±0,14 (sampel 2). Pemberian ekstrak daun jati belanda dua kali sehari dapat menurunkan diameter luka dan menurunkan infiltrasi sel radang lebih baik. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam penurunan sel nekrosis pada semua kelompok uji. Pemberian ekstrak daun jati belanda satu kali sehari dan dua kali sehari mampu meningkatkan sel fibroblast
Kesimpulan : Pemberian ekstrak etanol daun jati belanda mempunyai kemampuan dalam penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus