Dari aspek kegunaannya laporan keuangan merupakan hal yang penting, karena itu laporan keuangan harus disusun berdasarkan standar yang berlaku sehingga dapat diartikan dengan konsep dan pemahaman yang sama oleh pengguna laporan keuangan. Pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia sebagian besar tidak mengerti bagaimana membuat laporan keuangan, pengetahuan yang terbatas dan tenaga ahli yang dimiliki oleh usaha mikro kecil dan menengah menghambat pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan standar. Pada tanggal 1 Januari 2018 IAI memberlakukan SAK EMKM untuk membantu UMKM yang masih kesulitan menerapkan SAK ETAP yang dianggap terlalu rumit untuk UMKM.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengenali pendapatan dan beban yang dilakukan oleh UMKM Heryanto Shoes dan Naka shoes dalam laporan laba rugi UMKM berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM). Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan mengambil studi kasus pada UMKM Heryanto Shoes dan Naka Shoes, yang merupakan produsen sepatu yang memproduksi sepatu berdasarkan pesanan yang diterima dari distributor

Hasil penelitian analisis pengakuan pendapatan dan beban serta penyajian pendapatan dan beban pada UMKM Heryanto Shoes dan Naka Shoes adalah laporan laba rugi yang keduanya belum mencatat transaksi keuangan dan belum menerapkan SAK EMKM dalam pencatatan transaksi keuangan serta tidak melakukan penyajian laporan keuangan dalam bentuk laporan laba rugi. Pengakuan penghasilan dan beban didasarkan pada basis kas, tanpa menggunakan bukti transaksi dalam bentuk nota pembelian atau penjualan. Sehingga laba atau rugi yang diperoleh belum sepenuhnya akurat karena tidak adanya dasar pencatatan yang dengan SAK EMKM.


Kata kunci : Laporan Laba Rugi, Pengakuan Pendapatan dan Beban, Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM)