Obat merupakan salah satu unsur yang penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Untuk memastikan bahwa mutu obat terjaga dari awal proses pembuatan hingga sampai ke tangan pasien, maka diperlukan suatu jaminan mutu dalam distribusi obat. Di Indonesia, jaminan mutu dalam distribusi obat berpedoman pada Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Dalam melakukan pendistribusian obat fasilitas distribusi obat harus memastikan bahwa obat dan/ atau bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang untuk menyerahkan obat ke masyarakatdengan berpedoman pada CDOB. Obat yang disalurkanharus memenuhi persyaratan khasiat, keamamanan dan mutu. Oleh karena itu, diperlukan adanya kualifikasi khususnya kualifikasi pelanggan. Kualifikasi pelanggan bertujuan memastikan bahwa obat dan/ atau bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang untuk menyerahkan obat ke masyarakat. Analisis kualifikasi pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode observasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 kriteria pelanggan di wilayah Jawa Timur yaitu toko obat, pbf, apotek, klinik, rumah sakit dan instansi pemerintahan. APJ mempersyaratkan Kualifikasi pelanggan diatas 80%. Dari 195 pelanggan terdapat 185 pelanggan yang memenuhi syarat kualifikasi pelanggan yang telah ditetapkan oleh Pedagang Besar Farmasi, atas rekomendasi dari Apoteker Penanggung Jawab. Keabsahan dokumen akan direview minimal setahun sekali untuk disesuaikan dengan data yang terbaru.