Mengingat pentingnya laporan keuangan, maka diperlukan jasa akuntan publik
untuk memberikan jaminan bahwa laporan keuangan tersebut mempunyai
kredibilitas dan bisa memberikan keyakinan terhadap stakeholders. Dalam
praktiknya, independensi auditor seringkali dipertanyakan mengingat bahwa
auditor dan kliennya memiliki hubungan timbal balik yang menguntungkan.
Untuk menghindari hal tersebut, Pemerintah Indonesia mewajibkan adanya
auditor switching secara periodik. Namun ada perusahaan yang melakukan
pergantian auditor publik secara sukarela (voluntary). Hal ini terjadi apabila
perusahaan klien mengganti auditor atau berpindah KAP sebelum masa audit
yang ditentukan berakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti
empiris tentang pengaruh ukuran KAP, pergantian manajemen, financial distress
dan ukuran klien terhadap auditor switching. Penelitian ini menggunakan sampel
data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2016-2020. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel adalah 29
perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun dengan menggunakan metode
purposive sampling. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis regresi logistik dengan program komputer SPSS versi 26. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pergantian manajemen, financial distress, dan
ukuran klien tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching,
sedangkan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap auditor
switching.
Kata Kunci : Auditor Switching, Ukuran KAP, Pergantian Manajemen,
Financial Distress, Ukuran Klien.