Perkembangan zaman yang tidak diikuti dengan dukungan infrastuktur yang memadai dapat
menyebabkan wilayah rawan bencana menjadi pilihan untuk membangun tempat tinggal.
Salah satu contoh adalah penyalahgunaan bantaran Sungai Ciliwung yang dapat
menyebabkan banjir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi
banjir adalah membuat bangunan pelimpahan banjir dan pompa. Pintu Air Manggarai
merupakan pemegang kendali luapan air di Ibukota. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengendalian banjir melalui Pintu Air Manggarai dengan mempertimbangkan
operasional pintu air, daerah terdampak banjir dan aman banjir, serta debit banjir maksimum.
Debit banjir maksimum yang melewati pintu air Manggarai dihitung menggunakan metode
Haspers berdasarkan data hujan dari stasiun hujan Katulampa, Depok dan pintu air
Manggarai. Operasional Pintu Air Manggarai terbagi menjadi 2 operasional penggendalian
tinggi muka air di Manggarai dan operasional dalam mengantisipasi pasang surut air laut.
Curah hujan maksimum periode waktu ulang 25 tahun sebesar 775,294 mm dan debit banjir
periode waktu ulang 25 tahun sebesar 376,564 m3/detik. Bila Q25 melewati penampang
saluran di P.A Manggarai, akan terjadi tinggi muka air = 1,65 meter. Maka pintu air
Manggarai yang mengarah Ciliwung lama akan dibuka setinggi 30 cm.