Sumatra Selatan merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar
dengan pertambahan jumlah penududuk rata – rata sebesar 8,5 juta jiwa dengan persentase
pertumbuhan penduduk sebesar 1,48%. Untuk memenuhi pertumbuhan permintaan
operasional maka PT. KAI membangun double track jalan rel kereta api yang
menghubungkan antara Prabumulih dengan Tarahan di provinsi Sumatra Selatan. Jalur rel
ganda dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan ekonomi. Rel ini bertujuan
untuk mampu mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan mobilisasi
perpindahan manusia dan barang dengan cepat, nyaman, dan aman. Penelitian ini
menggunakan metode kuesioner dengan penumpang kereta api sebagai pengguna kereta api
penumpang di Sumatera Selatan dan Lampung. Dari hasil analisis yang dilakukan didapat
pendapatan rata – rata penumpang sebesar Rp 2.235.000 dengan pengeluaran rata – rata
untuk transportasi dalam satu bulan sebesar Rp 183.250 didapat Ability To Pay (ATP)
sebesar Rp 3.358 per km dan dengan adanya penambahan fasilitas yang diharapkan dengan
rata – rata keinginan membayar Rp 13.700, dari rata – rata tersebut didapat Willingness To
Pay (WTP) sebesar Rp 62,75 per km, dari hasil analisis Ability To Pay (ATP) dan
Willingness To Pay (WTP) didapat kenaikan tarif yang semula Rp 30.000 untuk kereta Kuala
Stabas menjadi Rp 43.000 dengan jarak tempuh 215 km dan kenaikan tarif untuk kereta
Rajabasa yang semula Rp 32.000 menjadi Rp 50.000 dengan jarak tempuh 389 km setelah
adanya penambahan fasilitas yang diharapkan oleh responden.