Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan salah satu bentuk pembangkit listrik biomas memberikan solusi untuk dua permasalahan. Yang pertama adalah masalah energi ramah lingkungan sebagai pengganti energi fosil. Yang kedua adalah permasalahan sampah yang merupakan masalah klasik wilayah perkotaan, industri, perkebunan, dan lainnya. Pusat Kajian Energi Baru dan Terbarukan Fakultas Teknik Universitas Pancasila sejak 2015 mengembangkan PLTSa. Salah satu pengembangan yang dihasilkan adalah reaktor proses pirolisis yang berhasil mengubah sampah plastik menjadi bakar cair melalui proses pemanasan. Dari hasil pengujian diketahui bahwa terdapat energi panas masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Di awal tahun 2018, dikembangkan suatu instalasi pembangkit turbin uap skala laboratorium yang memanfaatkan energi panas terbuang dari pemanasan proses pirolisis dengan kapasitas sampah plastik 1 kg/jam dan sampah serbuk kayu 5 kg/jam menghasilkan daya listrik sebesar 20 Watt sebagai tambahan dari 0,8 liter bahan bakar cair dari proses pirolisis selama 2 jam. Penelitian awal ini menguatkan hipotesis bahwa energi panas terbuang dari pemanasan proses pirolisis masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Walaupun masih dalam skala laboratorium, pembangkit turbin uap tersebut memberikan hasil yang menjanjikan untuk pengembangan dan penerapan lebih lanjut. Penelitian awal tersebut juga memberikan gambaran bahwa terdapat peluang peningkatan kinerja turbin uap melaui modifikasi ruang bakar, saluran uap menuju propeller, penyesuaian desain bentuk dan dimensi propeller, serta pengolahan uap dan udara buang agar ramah lingkungan. Untuk itu, maka pada penelitian ini dirancang dan dibangun suatu instalasi pembangkit listrik pada skala yang lebih besar sebagai sebuah pembangkit utama yang memanfaatkan energi panas terbuang dari proses pemanasan pirolisis. Penelitian ini dibagi menjadi lima tahapan, yaitu (1) perancangan dan pembuatan reaktor pirolisis yang terintegrasi dengan sistem yang direncanakan, (2) perancangan instalasi pembangkit listrik turbin uap Organic Rankine Cycle (ORC), (3) proses manufaktur atau pembuatan dari desain turbin uap, (4) pengujian kinerja/performa, (5) impelementasi pada skala laboratorium dengan kondisi menyerupai kondisi aktual. Pada tahun 2 dari 3 tahun yang direncanakan, dilakukan tahap 3 dan tahap 4 dari 5 tahapan proses penelitian tersebut. Pada tahap 3 telah dihasilkan empat unit alat penukar kalor dan ekspander yang terintegrasi dengan generator. Unit alat penukar kalor meliputi kondensor bahan bakar (Fuel Condensor) hasil tungku pirolisis, ekonomizer sebagai pre-heater dari oli termal, Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan kondensor siklus refrigeran. Seharusnya sesuai dengan rencana penelitian, keseluruhan kompenen telah terpasang pada instalasi ORC, namun sebagai akibat pendemi Covid-19 terdapat banyak keterlambatan terkait proses manufaktur. Luaran wajib yang direncanakan berupa dokumentasi hasil uji coba produk belum dapat ditampilkan walaupun bagian-bagian utama instalasi ORC telah selesai dimanufaktur. Instalasi ORC belum diselesaikan akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar, dan terdapat beberapa civitas akademika termasuk pembantu lapangan yang terkonfirmasi Covid-19 sehingga kampus harus ditutup. Keterlambatan ini akan dikerjakan pada tahun ke-3 dengan penyesuaian rencana penelitian. Luaran tambahan yang dihasilkan adalah 1 (satu) artikel yang telah dipublikasikan pada jurnal terindeks Sinta 3, 1 (satu) artikel yang disampaikan di seminar nasional dan telah terbit pada prosiding seminar, 1 (satu) artikel yang telah di submit di jurnal internasional, dan 1 (satu) draft artikel yang akan disubmit ke jurnal internasional terindeks.