Flavonoid utama yang terkandung didalam daun bidara arab adalah quercetin3-o-rhamnoglucoside 7-o-rhamnoside yang dapat memberikan aktivitasimunomodulator. Senyawa kuersetin dikategorikan sebagai BCS kelas IIsehingga ekstrak daun bidara arab dibuat menjadi nanopartikel untuk
memperbaiki absorpsi kuersetin. Penelitian ini memformulasikan nanopartikelekstrak daun bidara arab menjadi sediaan kapsul dan melihat pengaruh kalsiumfosfat dibasa, laktosa DC, dan avicel pH 102 terhadap mutu fisik dan profildisolusi kapsul. Karena kuersetin tidak tahan panas, pembuatan sediaan kapsuldilakukan dengan mencampurkan zat aktif dan eksipien tanpa proses granulasi
dan dilakukan evaluasi mutu fisik sediaan kapsul yaitu keseragaman bobot,waktu hancur, dan uji disolusi. Evaluasi keseragaman bobot menunjukkanbahwa formula I, II, dan III memiliki bobot yang seragam. Hasil evaluasi waktu
hancur kapsul pada formula I, II, dan III adalah 10 menit 21 detik, 8 menit 18
detik, dan 6 menit 23 detik. Hasil %disolusi kapsul pada formula I, II, dan IIIadalah 63,94%, 81,00%, dan 90,75%. Berdasarkan uji statistik Kruskal wallisdan ANOVA, diperoleh hasil nilai asymp sig < 0,05 yang menandakan bahwaH1 diterima yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada mutu fisik danprofil disolusi kapsul pada formula I, II, dan III dengan perbedaan bahanpengisi yang digunakan. Dapat disimpulkan bahwa formula III adalah formula
sediaan kapsul nanopartikel ekstrak daun bidara arab yang terbaik denganwaktu hancur tercepat dan %disolusi terbesar. Model kinetika pelepasan
formula I, II, dan III kapsul nanopartikel ekstrak daun bidara arab mengikutimodel kinetika pelepasan Higuchi.