Kelengkapan resep merupakan aspek yang sangat penting guna meminimalisir
potensi medication error. Adapun intervensi yang dikembangkan untuk
meminimalisir potensi medication error tahap peresepan yaitu dengan
pengembangan sistem resep elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efektivitas resep elektronik dalam menurunkan potensi kejadian
medication error akibat ketidaklengkapan resep. Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif dengan desain potong lintang menggunakan metode simple random
sampling terhadap resep pasien rawat jalan dengan 3 diagnosa terbanyak yaitu
penyakit jantung, hipertensi dan diabetes dengan jumlah lembar resep
konvensional 49.663 resep dan resep elektronik 36.594 resep selama periode
2021. Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Krejcie-Morgan diperoleh 357
lembar resep konvensional periode Januari-Juni 2021 dan 359 resep elektronik
periode Juli-Desember 2021. Lembar resep yang terkumpul dianalisis terhadap
persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Pada resep konvensional
ditemukan adanya ketidaklengkapan resep antara lain kejelasan penulisan resep
(80,39%), berat badan pasien (0%), tinggi badan pasien (0%), nama dokter
(93,28%), SIP Dokter (89,08%), tanggal penulisan resep (91,60%), bentuk
sediaan (87,68%), kekuatan sediaan (94,40%), dan potensi interaksi obat
(40,34%) sedangkan pada resep elektronik aspek kelengkapan yang belum
terpenuhi yaitu terdapatnya potensi interaksi obat (24,51%). Peresepan di RSUP
Persahabatan sebagian besar sudah memenuhi persyaratan administratif,
farmasetik, dan klinis. Adanya resep elektronik yang dikembangkan efektif
dalam menurunkan potensi medication error akibat ketidaklengkapan
persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis pada resep konvensional hingga
41,09% dari semula 49,26% menjadi 8,17%.