Penyakit ginjal kronik (PGK) terjadi karena penurunan progresif fungsi ginjal
yang memerlukan terapi pengganti ginjal salah satunya adalah dengan melakukan
hemodialisis. Kompleksitas pengobatan dengan komorbid pada pasien PGK
meningkatkan potensi Drug Related Problems (DRPs). DRPs merupakan setiap
kejadian yang melibatkan terapi pengobatan pasien yang secara nyata dan potensial
akan mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis kejadian DRPs yang terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik tahap
akhir yang menjalani hemodialisis. Penelitian observasional ini dilakukan dengan
rancangan potong lintang selama Januari-Desember 2020 pada pasien gagal ginjal
kronik tahap akhir yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung. Pengambilan data dilakukan melalui penelusuran rekam medis
pasien dan data dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada 191 catatan
rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penenelitian
menunjukkan kebanyakan pasien sebagian besar berjenis kelamin perempuan
sebanyak 100 pasien (52,36%) dan dari kelompok umur 55-64 tahun sebesar 35,08%.
Gambaran klinis komplikasi PGK paling banyak berupa anemia (45,03%) dan
penyakit penyerta paling banyak adalah hipertensi (26,7%). Dari hasil penelitian di
identifikasi 245 kejadian DRP dan sebanyak 147 pasien (76,96%) yang mengalami
DRPs. Jenis DRPs yang terjadi adalah Interaksi Obat 116 kejadian (47,35%),
Kondisi yang tidak diobati 68 kejadian (27,76%), Salah Dosis 34 kejadian (13,88%)
dan Membutuhkan Pemantauan tambahan 6 kejadian (2,45%), Tidak ada indikasi
medis 20 kejadian (8,16%), serta Ada Kontraindikasi 1 kejadian (0,41%). DRPs
dijumpai pada pasien penyakit ginjal kronik tahap akhir yang menjalani hemodialisis
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Terdapat hubungan antara jumlah obat
yang diterima dengan kejadian DRPs (p