Temulawak (Curcuma xanthorrhiza R.) merupakan tanaman obat yang
mengandung senyawa kurkuminoid dan xanthorrizol yang memiliki efek
antidiabetes. Namun, kurkuminoid memiliki ketersediaan hayati yang rendah
sehingga cepat dimetabolisme di dalam tubuh. Pembentukan nanopartikel
berbasis-inulin-sisteamin dapat meningkatkan ketersediaan hayati kurkuminoid
dan juga meningkatkan aktivitas antidiabetesnya. Nanopartikel dibentuk
dengan cara mengkonjugasikan tiomer dengan ekstrak temulawak dilanjutkan
proses taut silang dengan natrium alginat melalui metode gelasi ionik.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antidiabetes antara
ekstrak dan nanopartikel ekstrak rimpang temulawak berbasis inulin-sisteamin
dengan metode mencit diabetes aloksan. Mencit jantan galur DDY dibagi
menjadi 5 kelompok yaitu, kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol
positif (glibenklamid), ekstrak rimpang temulawak dengan dosis 400 mg/kg BB
dan nanopartikel ekstrak rimpang temulawak dengan dosis setara 400 mg/kg
BB ekstrak rimpang temulawak. Kadar glukosa darah mencit diamati pada hari
ke-0, hari ke-4, hari ke-11, dan hari ke-18 menggunakan glukometer.
Berdasarkan pengujian statistik diperoleh bahwa nanopartikel ekstrak rimpang
temulawak berbasis inulin-sisteamin memiliki aktivitas antidiabetes yang lebih
baik daripada ekstrak rimpang temulawak dengan persentase hipoglikemik
masing-masing sebesar 24,15% dan 16,62%. Nanopartikel yang digunakan
telah memenuhi syarat mutu nanopartikel dengan ukuran rata-rata 496,0 nm
dan indeks polidispersitas 0,257, nilai potensial zeta sebesar -35,9 mV serta
morfologi partikel yang berbentuk bulat.