Temulawak (Curcuma xantorrhiza R.) merupakan salah satu tanaman yang
memiliki banyak khasiat untuk pengobatan dan salah satunya adalah sebagai
analgesik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas ekstrak
rimpang temulawak dan nanopartikel ekstrak sebagai analgesik. Polimer yang
digunakan sebagai pembawa nanopartikel adalah polimer inulin yang telah
dimodifikasi dengan sisteamin sehingga membentuk tiomer inulin-sisteamin.
Nanopartikel dibuat dengan menggunakan metode gelasi ionik yaitu dengan
menambahkan polimer inulin-sisteamin dan natrium alginat kedalam ekstrak.
Setelah diperoleh nanopartikel ekstrak, lalu akan dilakukan evaluasi
karakteristik nanopartikel dan pengujian aktivitas analgesik. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan 24 ekor mencit putih jantan yang dibagi
kelompok secara acak. Metode pengujian yang digunakan adalah metode
penghambatan geliat yang dilakukan dengan memberikan sediaan uji dan
diinduksi dengan asam asetat glasial lalu diamati jumlah geliat yang terjadi.
Pada penelitian ini diperoleh karakteristik nanopartikel yaitu, ukuran partikel
496,0 nm dengan indeks polidispersitas 0,257 dan potensial zeta -36,9 mV.
Selain itu, untuk pengujian aktivitas analgesik didapatkan hasil persentase
efektivitas analgesik dari natrium diklofenak, ekstrak dan nanopartikel ekstrak
berturut turut adalah 49%, 25% dan 67%. Berdasarkan hasil uji disimpulkan
bahwa ekstrak dan nanopartikel ekstrak memiliki aktivitas analgesik dan
nanopartikel ekstrak memiliki aktivitas analgesik yang lebih baik
dibandingkan dengan ekstrak.