Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang berbahaya karena penyakit kronis ini
merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, seperti serangan jantung, gagal jantung,
stroke dan penyakit ginjal. Salah satu faktor keberhasilan penatalaksanaan terapi penyakit
hipertensi adalah kepatuhan dalam minum obat. Namun demikian dengan terjadinya pandemi
COVID-19, pasien tidak datang ke puskesmas karena takut terpapar. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pandemi terhadap kepatuhan minum obat pasien hipertensi rawat
jalan di puskesmas Cilandak yang data memiliki prevalensi pesebaran COVID-19 relatif rendah
dan di puskesmas Jagakarsa yang memiliki prevalensi pesebaran COVID-19 relatif tinggi.
Dilaksanakan pada April sampai Mei 2022, Pada penelitian deskriptif kuantitatif ini data yang
diperoleh merupakan data primer yaitu wawancara langsung terhadap subjek yang memenuhi
karakter inklusi menggunakan intrument kuisioner MMAS-8, dari 50 sampel dari setiap
puskesmas, hasil data yang didapat dianalisis signifikansi dan perbedaan rata-rata variabel
menggunakan metode Kruskal wallis. Didapatkan hasil mayoritas pasien hipertensi rawat jalan
dengan rata-rata umur 45 tahun berjenis kelamin perempuan sudah menikah dan tidak memiliki
pekerjaan, memiliki kepatuhan tinggi terdapat pada puskesmas Cilandak dengan jumlah 34 orang
(68%) sedangkan puskesmas Jagakarsa terdapat 29 orang(58%) dengan tingkat signifikansi 0,254
yang berarti tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada tingkat kepatuhan di kedua
puskesmas. Kesimpulannya mayoritas Pasien hipertensi rawat jalan di kedua puskesmas
memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi