Distribusi sediaan farmasi merupakan bagian yang esensial dalam
pemerataan akses obat. Salah satu sarana distribusi obat adalah Pedagang
Besar Farmasi, dimana seluruh tindakan operasional pendistribusian obat
oleh PBF telah diatur dalam peraturan BPOM No. 06 tahun 2020 tentang
pedoman cara distribusi obat yang baik. Tujuan dari penelitian untuk
mengevaluasi pelaksanaan CDOB pada Pedagang Besar Farmasi di Kota
Balikpapan. Metode penelitian ini menggunakan studi penelitian
campuran (mixed methods research) yaitu metode kualitatif dan
kuantitatif. Data kuantitatif diambil secara retrospektif dari hasil
pemeriksaan tahun 2017 dan 2021, data kualitatif dari hasil kuesioner dan
wawancara kepada perwakilan PBF. Hasil penelitian masih ditemukan
penyimpangan dalam pemenuhan tiap aspek CDOB setelah sertifikasi
yaitu, manajemen mutu 3 temuan, organisasi, manajemen dan personalia
5 temuan, aspek bangunan dan peralatan 10 temuan, operasional 14
temuan, inspeksi diri 4 temuan, keluhan pelanggan & obat kembalian 2
temuan, fasilitas berdasarkan kontrak 4 temuan, dokumentasi 4 temuan,
ketentuan khusus produk CCP 2 temuan, pengelolaan produk NPP 3
temuan. Adapun kesimpulan dari penelitian, masih ditemukan adanya
penyimpangan penerapan CDOB di PBF Kota Balikpapan setelah
dilakukan sertifikasi oleh LOKA POM di Kota Balikpapan. Salah satu
yang menjadi kendala kondisi tersebut adalah peraturan BPOM yang
semakin memperketat pengawasan jalur distribusi obat.