Amanah Presiden RI Joko Widodo terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN)
sebagai upaya mewujudkan pemerataan pembangunan Indonesia yang ditindaklanjuti
dengan Sayembara Gagasan IKN di tahun 2019 dirasa perlu diperkaya dengan
pembangunan gedung museum yang merepresentatif berisikan warisan Presiden RI
Soekarno. Karya ilmiah ini ditujukan untuk merumuskan kriteria perancangan bagi
Bangunan Museum Soekarno agar berperan sebagai bangunan budaya sekaligus menjadi
bangunan ikonik di Kawasan IKN Baru yang misi utama sebagai “Hadiah Indonesia
Untuk Dunia”. Berdasar studi arsip tentang Soekarno, studi pustaka, metode netnografi
serta KAK Sayembara Gagasan IKN 2019, kajian ini dilaksanakan dalam bingkai
penelitian kualitatif. Oleh karena berlokasi di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
pada perbatasan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dengan Propinsi
Kaltim, maka konsep arsitektur Museum Soekarno dirancang dengan tema hybrid dengan
menggabungkan unsur kebudayaan Kalimantan Timur serta unsur modernisme (futuristic
biorhytmic) yaitu konsep meniru gerak makhluk hidup dari gerak tarian tradisional
Kancet Papatai. Seiring dengan konsep Forest City atau Hutan Kota di IKN baru.
Museum Soekarno ini juga mengambil konsep landscape yang mengandung unsur air
serta bunga padma di atas airnya. Dengan adanya unsur air di dalam bangunan museum,
di harapkan mampu mengintegerasikan konsep bangunan Museum dengan perancangan
hutan kota atau Forest City. Untuk mencerminkan identitas bangsa yang di
representasikan oleh warisan Presiden Soekarno serta selaras dengan mengikuti
perkembangan zaman maka diterapkan teori Postmodernisme Historicism. Ide bentuk
dengan kombinasi dari empat unsur geometrik menjadi satu kesatuan utuh. Museum
Soekarno di Kawasan IKN Baru menjadi inovasi baru dalam hal perpaduan dari
tradisional dengan modern di era Millennial bahwasannya nilai dari sejarah warisan
kebudayaan bisa di nikmati dari generasi lama oleh generasi baru.