Keripik singkong merupakan makanan ringan yang banyak disukai oleh
masyarakat. Kandungan tinggi pati pada singkong dengan pengolahan suhu
tinggi (>120
C) berpotensi menghasilkan senyawa akrilamida yang bersifat
karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar akrilamida
dalam keripik singkong teregistrasi dan tidak teregistrasi BPOM, dengan
metode KCKT. Akrilamida diekstraksi dari keripik singkong yang sudah
dihaluskan dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh
diuapkan sehingga didapatkan hasil akhir berupa residu yang kemudian
dilarutkan dengan pelarut fase gerak berupa asam fosfat: asetonitril:
aquabidest (5:5:90). Kondisi terpilih untuk KCKT adalah kolom C18 (5µm),
laju alir 1,0 mL/menit, detektor UV-Vis panjang gelombang 195 nm. Dari
penelitian ini diperoleh hasil pada uji kesesuaian sistem SBR ≤ 2%, kurva
baku dengan 5 konsentrasi berbeda menghasilkan persamaan garis regresi y =
395498,8 + 133140,6 x dengan koefisien korelasi (r) = 0,994, dan didapatkan
kadar akrilamida yaitu 44,7462 – 139,6394 µg/g pada sampel keripik
singkong teregistrasi BPOM dan 99,9118 – 113,1859 µg/g pada sampel
keripik singkong tidak teregistrasi BPOM. Jumlah kadar tersebut dinyatakan
melebihi batas aman konsumsi akrilamida yang dikeluarkan oleh FDA yaitu 2
µg/g.