Herba sambiloto (Andrographis paniculata) banyak digunakan secara
empiris oleh masyarakat sebagai tanaman herbal yang memiliki khasiat
sebagai antidiabetes. Kombinasi FTIR-kemometrik dapat digunakan untuk
mendapatkan profil sidik jari dari herba sambiloto. Serbuk simplisia herba
sambiloto diekstraksi dengan air, etanol 96%, etil asetat dan n-heksan dengan
metode ultrasonikasi. Ekstrak kering herba sambiloto dilakukan analisis sidik
jari dengan FTIR dan uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase
dengan akarbose sebagai pembanding. Data absorbansi ekstrak herba
sambiloto dianalisis dengan metode PCA (Principal Componenet Analysis)
menggunakan preprocessing SNV (Standard Normal Variate) dan baseline
pada bilangan gelombang 4000-400 cm
dan 2800-3400
cm
-1
dan 1800-1000 cm
-1
-1.
diperoleh PC sebesar 64%,
sedangkan pada bilangan gelombang 1800-1000 cm
. Pada bilangan gelombang 4000-400 cm
-1
-1
dan 2800-3400 cm
-1.
Memiliki nilai PC sebesar 86%. Data numerik PCA dikombinasikan dengan
nilai IC50 dari uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dengan
metode PLSR (Partial Least Square Reggression) Untuk mengetahui korelasi
dari kedua variabel. Pada regresi PLS, bilangan gelombang antara 35003100;

1700-1500; 1400-1300; 1250-1190; 1100-900 cm
dengan gugus
fungsi OH, C=O, C=C, C-N, C-C, C-O diprediksi memiliki kontribusi mayor
terhadap penghambatan enzim α-glukosidase.