Peneliti dari Serbia dan China menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
kandungan unsur radioaktif U dan Th dengan kandungan logam berat dalam
tanah. Kabupaten Mamuju merupakan daerah dengan tanah mengandung kadar
radioaktivitas U dan Th tinggi, yaitu di Desa Botteng, Takandeang, dan
Mamuju yang memiliki lahan pertanian yang luas. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis kadar logam Cd, Fe, Pb, dan Zn pada bahan pangan beras, ubi
kayu, dan kangkung yang ditanam di daerah tersebut, selanjutnya
membandingkan dengan batas maksimum logam dari BPOM No. 23 Tahun
2017 serta Angka Kecukupan Gizi (AKG) mineral dan elektrolit yang
dianjurkan untuk orang Indonesia. Sampel dianalisis dengan spektrofotometer
serapan atom (SSA). Logam berat diukur berdasarkan panjang gelombang
yang spesifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa sampel
yang tidak perlu dihitung (TPD) karena nilai serapannya di bawah LOQ dari
instrumen dan karena logam yang terkandung sangat rendah. Pada sampel
beras, untuk kadar logam kadmium dari daerah Botteng, Mamuju, dan
Takandeang berturut-turut adalah 0,76; 1,44; dan TPD bpm, logam besi TPD;
81,64; dan 51,8 bpm, serta logam seng 7,67; 46,91; dan 39,54 bpm. Pada
sampel singkong ditemukan kadar logam kadmium 0,48; 0,48; dan 0,69 bpm,
logam besi TPD; TPD; dan 106,08 bpm, sementara logam seng 4,06; 4,71; dan
61,01 bpm. Pada sampel kangkung ditemukan kadar logam kadmium 0,07;
0,15; dan 2,98 bpm, logam besi 27,77; 131,27; dan 25,87 bpm, serta logam
seng 2,55; 7,4; dan 2,98 bpm. Sementara itu, logam timbal didapatkan semua
hasil TPD. Berdasarkan baku mutu dari BPOM dan AKG, seluruh sampel
masih di bawah ambang batas dan aman untuk dikonsumsi.