Face toner mengandung etanol atau isopropanol sebanyak 20 – 40 %. Etanol atau
isopropanol yang digunakan merupakan alkohol yang didenaturasi dengan
senyawa metanol sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Penggunaan senyawa
golongan alkohol yang berlebih dapat menimbulkan efek samping yang
berbahaya, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis dan kadar
alkohol yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan metode
yang valid untuk penetapan kadar metanol, etanol, dan isopropanol dalam face
toner yang ditetapkan dengan metode headspace kromatografi gas menggunakan
kolom kapiler dengan fase diam bersifat polar yaitu polietilen glikol ( PEG )
dengan panjang 60 m, diameter dalam kolom 0,250 mm, dan tebal lapisan film
0,25 µm dengan kondisi inkubasi headspace yaitu pada suhu 70 °C selama 20
menit, suhu syringe 90 °C, suhu injektor 110 °C , kondisi suhu kolom 40 °C
ditahan selama 20 menit kemudian suhu dinaikkan secara bertahap 25 °C sampai
mencapai 180 °C dan ditahan selama 2 menit, menggunakan detektor ionisasi
nyala dengan suhu 220°C. Parameter validasi yang diuji meliputi spesifisitas,
linearitas, akurasi, presisi, batas deteksi dan kuantitasi. Metode yang dilakukan
mampu mengukur analit secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen lain
dalam matriks sampel. Uji linearitas didapatkan nilai koefisien korelasi (r)
metanol, etanol dan isopropanol secara berturut-turut yaitu 0,9996; 0,9992; dan
0,9991, serta nilai koefisien variasi dari fungsi (Vx0) secara berturut-turut yaitu
1,50; 2,17; dan 2,23%. Rata-rata perolehan kembali berturut-turut yaitu 102,78;
101,67; dan 101,72 %. Rata-rata simpangan baku relatif (SBR) yaitu 1,06; 0,35;
dan 1,04 %. Batas deteksi yaitu 0,0253; 0,6229 dan 0,6990 mg/mL. Batas
kuantitasi berturut-turut yaitu 0,0843; 2,0765 dan 2,3301 mg/mL. Parameter
validasi akurasi tidak memenuhi syarat, sehingga metode tidak valid untuk
penetapan kadar metanol, etanol, dan isopropanol dalam face toner.