Temu ireng dan meniran diketahui mengandung senyawa flavonoid yang
berkhasiat sebagai imunostimulan. Imunostimulan merupakan zat yang dapat
meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan
penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas imunostimulan
dari kombinasi ekstrak terstandar temu ireng dan meniran. Penelitian dilakukan
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 35 ekor tikus jantan
galur Sprague-Dawley. Pada pengujian ini, tikus dibagi menjadi 7 kelompok
yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif (levamisol), kontrol positif
(sediaan komersil meniran) dan 3 kelompok kombinasi ekstrak dosis 4mg/Kg
BB, 40mg/Kg BB dan 400mg/Kg BB. Hasil standarisasi ekstrak menunjukkan
konsistensi kental, berwarna coklat, berbau khas aromatis, rasa pahit, kadar sari
larut air 32,05%; kadar sari larut etanol 30,36%; kadar air 2,17%; kadar
flavonoid total 0,0447 mgEK/g ekstrak; kadar fenol total 39,86 mgEAG/g
ekstrak; susut pengeringan 21,01%; kadar abu 3,18%; kadar abu tidak larut asam
0,33%; Angka Lempeng Total 5,22x10
koloni/g dan Angka Kapang Kamir
4x10
2
2
koloni/g; sisa pelarut 0,70%; cemaran logam (Cd 0,27mg/Kg). Hasil
pengujian dari data in vivo yang dianalisis dengan statistik didapatkan bahwa
kombinasi ekstrak temu ireng dan meniran memiliki tidak berbeda bermakna
terhadap kelompok negatif pada paremeter DDK berat badan tikus dengan uji
ANOVA (p> ɑ=0,05), ada perbedaan bermakna terhadap kelompok negatif pada
uji titer antibodi dengan uji Mann-Whitney (p