Kulit Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) mengandung
metabolit sekunder flavonoid, tanin, dan saponin yang mempunyai khasiat
sebagai antibakteri dan diduga memiliki aktivitas antiinflamasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui aktivititas kulit buah nangka sebagai
antijerawat secara in vitro berdasarkan uji aktivitas antibakteri dan
antiinflamasi, selain itu juga dilakukan penetapan kadar fenol total. Uji
aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dan uji
aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan metode stabilitas membran sel
darah merah. Penetapan kadar fenolik total dilakukan dengan metode
spektrofotometri menggunakan pembacaan ELISA reader. Hasil uji
aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 70% kulit buah nangka dengan
konsentrasi 12,5%, 25%,dan 50% menunjukkan aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus dengan DDH masing-masing sebesar
6.3±0.5; 6.7±0.2; 6.8±0,1 mm. Untuk Staphylococcus epidermidis sebesar
0.0±0; 6.1±0; 6.4±0.5 mm. Untuk Propionibacterium acnes sebesar
15.57±7.5; 13.37±5.2 ;17.23±6.6 mm. Uji antiinflamasi menunjukkan
hasil persentase stabilitas pada konsentrasi 50 ppm (10.46%); 100 ppm
(21.21%); 500 ppm (30.17%); 1000 ppm (57.02%); dan pada kontrol
positif 1000 ppm (55.30%). Hasil penetapan kadar fenol total diperoleh
ekstrak sebesar 10.75 mgGAE (gallic acid equivalent)/g. Dapat
disimpulkan ekstrak etanol 70% kulit buah nangka memiliki aktivitas
untuk menghambat bakteri S.aureus, S. epidermidis, P.acnes. Pada uji
stabilisasi membran sel darah merah dapat disimpulkan ekstrak dengan
konsentrasi 1000 ppm memiliki aktivitas antiinflamasi paling tinggi.