Beberapa tanaman di Indonesia memiliki khasiat sebagai obat tradisional salah
satunya beberetean dan arben yang dapat menjadi alternatif lain dalam infeksi
akibat mikroorganisme khususnya bakteri dan fungi. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui aktivitas hambatan ekstrak air daun beberetean (Rubus
fraxinifolius Poir.) dan arben (Rubus rosifolius Sm.) terhadap Candica albicans,
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak dibuat
menggunakan metode dekok dengan pelarut air. Kandungan yang terdapat dalam
masing-masing ekstrak yaitu flavonoid, saponin, tanin, steroid/triterpenoid, dan
minyak atsiri. Uji aktivitas antimikroba menggunakan metode DDH dan KHM.
Hasil DDH ekstrak daun beberetean konsentrasi 50%, 25%, 12,5% terhadap P.
aeruginosa ATCC 27853 adalah 16,92mm; 12,90mm; 10,86mm dan terhadap S.
aureus ATCC 25923 adalah 17,58mm; 13,44mm; 11,17mm. Pada ekstrak daun
arben konsentrasi 50%, 25%, 12,5% terhadap P. aeruginosa ATCC 27853 adalah
15,91mm; 12,84mm; 10,21mm dan terhadap S. aureus ATCC 25923 adalah
17,56mm; 14,48mm; 12,08mm. ekstrak daun beberetean dan arben terhadap C.
albicans ATCC 10231 tidak terjadi hambatan. KHM pada ekstrak beberetan yaitu
12,5% terhadap P. aeruginosa ATCC 27853 dan 3,13% terhadap S. aureus ATCC
25923. Pada ekstrak arben yaitu 6,25% terhadap P. aeruginosa ATCC 27853 dan
1,56% terhadap S. aureus ATCC 25923. Hasil menunjukan bahwa ekstrak daun
arben memiliki nilai konsentrasi yang paling kecil. Pengujian ini menunjukan
ekstrak beberetean dan arben dapat menghambat aktivitas antimikroba.