Propolis merupakan salah satu produk lebah selain madu yang terbentuk dari
kombinasi air liur lebah dan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari
berbagai berbagai macam jenis tanaman dan sumbernya seperti tunas, daun,
dan batang tumbuhan melalui kulit permukaanya. Propolis mengandung
komponen yaitu flavonoid, polifenol, dan xantin. Penelitian bertujuan untuk
mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder, menguji aktivitas ACE,
menetapkan parameter mutu ekstrak propolis, serta menetapkan kadar
flavonoid total. Dalam penelitian ini dilakukan penapisan fitokimia, uji
aktivitas angiotensin converting enzyme (ACE) secara in vitro dengan kontrol
positif kaptropil dibandingkan dengan 3 jenis ekstrak propolis EEP, spray dry
ekstrak (SDE) propolis non wax, dan spray dry ekstrak (SDE) propolis wax,
penetapan parameter mutu, dan penetapan kadar flavonoid total. Hasil
penapisan fitokimia ekstrak etanol 70% propolis (EEP) mengandung senyawa
flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid/triterpenoid, kumarin, serta minyak
atsiri. Hasil uji penghambatan ACE terhadap kontrol positif (kaptopril); EEP,
SDE propolis wax; dan SDE propolis non wax berturut-turut diperoleh nilai
5,97 bpj; 115,06 bpj; 114,86 bpj; 112,93 bpj. Hasil parameter mutu
menunjukkan ekstrak kental, berwarna kecoklatan, dan berbau khas. Kadar sari
larut air 7,96%; kadar sari larut etanol 24,41%; kadar abu total 7,04%; kadar
abu tidak larut asam 0,10%; kadar abu larut air 3,22%; susut pengeringan
8,04%; kadar air 5,29%; sisa pelarut 0,54%; cemaran logam berat Pb dan Cd
tidak terdeteksi; cemaran mikroba Angka Kapang Khamir ≤10
Angka
Lempeng Total ≤10
3
. Kadar flavonoid total 1,46%. Disimpulkan bahwa EEP
dan sediaan serbuk propolis wax dan non wax memiliki aktivitas
penghambatan ACE dan aktivitas tertinggi adalah serbuk propolis SDE non
wax dengan IC50 112,93 bpj dan memenuhi parameter mutu ekstrak.