Pada pelaksanaan sebuah proyek memiliki tiga parameter keberhasilan yaitu mutu, waktu
dan biaya yang sesuai dengan perencanaannya, namun umumnya dari ketiga parameter itu
sering kali parameter waktu tidak sesuai dengan perencanaan atau sering disebut proyek
mengalami keterlambatan hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu proses administrasi
yang lama, koordinasi lapangan yang kurang baik, cuaca yang tidak stabil dan yang
berpengaruh sangat besar pada masa ini adalah pandemik covid 19. Keterlambatan
penyelesaian proyek akan berefek kepada kenaikan biaya proyek dan dimana kalau
keterlambatan ini tidak diselesaikan akan mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan
penyedia jasa, untuk itu pada penelitian ini akan dilakukan percepatan penjadwalan yang
bertujuan untuk mengejar ketertinggalan progress pada tahap pelaksanaan proyek yang
akan dilakukan dengan mempercepat durasi pekerjaan yang ada pada jalur kritis yang
dimana jalur kritis didapatkan dari pembuatan jaringan kerja dengan metode precedence
diagram method (PDM). Dimana pekerjaan-pekerjaan yang ada di jalur kritis tersebut akan
dipercepat pekerjaanya dengan menggunakan metode crash program yang dilakukan
dengan tiga skenario percepatan yaitu penambahan jam kerja, penambahan resource (tenaga
kerja dan peralatan dan penambahan dengan mengkombinasikan antara penambahan
resource (tenaga kerja dan peralatan) dengan penambahan jam kerja. Dari hasil analisis
yang sudah dilakukan didapatkan hasil bahwa durasi waktu terus mengalami percepatan dan
biaya terus mengalami kenaikan seiring dengan banyaknya jumlah resource yang
ditambahkan dan seberapa lama penambahan jam kerja dilakukan dengan semakin banyak
penambahan resource dan penambahan jam kerja akan semakin banyak percepatan durasi
yang dilakukan yang mengakibatkan semakin tinggi biaya proyek yang harus dikeluarkan
dan dari ketiga skenario yang digunakan didapatkan kesimpulan bahwa percepatan
penjadwalan yang paling efektif dilakukan pada penelitian ini adalah percepatan
penjadwalan dengan metode crash program dengan skenario penambahan 50% resource
(tenaga kerja dan peralatan) karena memiliki nilai cost slope terkecil dari ketiga skenario
tersebut dengan nilai Rp 42.385.892