Tanaman anting-anting diketahui mengandung senyawa flavonoid yang diduga
berkhasiat sebagai antiinflamasi, antipiretik, dan analgesik. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji efek antiinflamasi, antipiretik, dan anlagesik secara oral dari ekstrak
etanol 70% herba anting-anting. Pengujian antiinflamasi menggunakan metode Winter,
tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif diberikan Na CMC,
kontrol positif diberikan aspirin 40,43 mg/200 g BB tikus, kelompok sediaan uji diberi
ekstrak etanol herba anting-anting dosis 70 mg/200 g BB tikus (I), 140 mg/200 g BB
tikus (II), dan 280 mg/200 g BB tikus. Pengujian antipiretik menggunakan metode
Brewer’s yeast, tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif
diberikan Na CMC, kontrol positif diberikan aspirin 21,45 mg/200 g BB tikus,
kelompok sediaan uji diberi ekstrak etanol herba anting-anting dosis 70 mg/200 g BB
tikus (I), 140 mg/200 g BB tikus (II), dan 280 mg/200 g BB tikus . Pengujian analgesik
menggunakan metode Siegmund, mencit dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok
kontrol negatif diberikan Na CMC, kontrol positif diberikan aspirin 3,10 mg/20 g BB
mencit, kelompok sediaan uji diberi ekstrak etanol 70% herba anting-anting dosis 10
mg/20 g BB mencit (I), 20 mg /20 g BB mencit (II), dan 40 mg/20 g BB mencit (III).
Berdasarkan hasil uji Kruskall Wallis, efek antiinflamasi memiki perbedaan bermakna
terhadap kontrol negatif, dilihat dari nilai p