Masyarakat Kabupaten Kayuagung secara empiris menggunakan rebusan buah
pinang untuk mengatasi inflamasi dan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji aktivitas antiinflamasi dan analgesik dari rebusan buah pinang. Metode
winter pengujian antiinflamasi menggunakan tikus jantan (SD) yang dibagi
dalam 5 kelompok: kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (natrium diklofenak
50 mg/kgBB), tiga kelompok rebusan buah pinang dosis (I; II; III): 150, 300, 600
(mg/ 200 gBB) lalu 30 menit kemudian diinduksi dengan karagenan 1%.
Pengujian analgesik metode Siegmund dengan mencit jantan (DDY) dibagi dalam
lima kelompok: kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (natrium diklofenak 50
mg/kgBB), tiga kelompok rebusan buah pinang dosis (I; II; III): 21, 42, 84 (mg/
20 g BB) lalu 30 menit kemudian diinduksi dengan asam asetat 3%. Hasil uji
ANOVA satu arah (uji BNT) pada uji antiinflamasi menujukkan nilai p (0.094;
0.037; 0.006) dosis I (p > 0,05) tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif
namun dosis II, III dengan (p < 0,05) berbeda bermakna dengan kontrol negatif
dan uji analgesik menunjukkan dosis I; II; III dengan (P < 0,05) ada perbedaan
bermakna dengan kontrol negatif. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa
rebusan buah pinang mempunyai aktivitas antiinflamasi pada dosis ≥ 300 mg/200
g BB, dosis 600 mg/200 g BB paling efektif serta tidak ada peningkatan aktivitas
dengan meningkatnya dosis dan uji analgesik dosis 21, 42, dan 84 mg/20 g BB
memiliki aktivitas analgesik, dosis 84 mg/20 g BB yang paling efektif, serta ada
peningkatan aktivitas dengan meningkatnya dosis.