Pelat lantai adalah anggota struktur yang sangat penting dalam bangunan dan salah
satu yang terbesar dalam mengkonsumsi komponen beton. Pelat beton konvensional telah
digunakan selama bertahun-tahun dan memiliki beberapa kelemahan yang dapat
diimprovisasi menggunakan metode alternatif. Banyak metode alternatif yang telah
digunakan pada dunia konstruksi seperti pelat precast, pelat half precast, hollow core slab,
dan masih banyak lainnya. Salah satu metode alternatif lainnya yaitu bubble deck slab. Pelat
beton bertulang berongga bola yang telah dipatenkan bernama Bubble Deck Slab merupakan
sebuah metode yang menghilangkan beton dari bagian tengah dari sebuah pelat lantai, yang
mana tidak melakukan fungsi struktural apapun, sehingga dapat mengurangi beban mati
secara signifikan. Bola polietilen berongga dengan kepadatan tinggi (High-density
polyethylene / HDPE hollow spheres) digunakan untuk menggantikan beton yang tidak
efektif di bagian tengah pelat, sehingga mengurangi beban mati dan meningkatkan efisiensi.
Dengan digantinya beton pada bagian tengah pelat lantai dengan bola HDPE maka akan
terjadi perbedaan harga dan waktu pelaksanaan dibandingkan dengan penggunaan pelat
lantai dengan metode konvensional. Penelitian ini mengambil studi kasus pada bangunan
Central Control Building proyek PLTGU Muara Tawar dengan pendekatan metode
kuantitatif. Analisis dilakukan dengan menghitung RAB dan membuat penjadwalan dengan
Microsoft Project. Setelah dilakukan analisis maka didapatkan perbedaan biaya dan waktu
pada kedua metode. Pelat dengan metode bubble deck slab memiliki keunggulan pada kedua
aspek tersebut dimana memliki biaya yang lebih murah sebesar Rp 142,128,506.44 atau
14,442% dan lebih cepat 1 hari atau 3,846% dibandingkan dengan metode konvensional.
Walaupun begitu, metode konvensional tetap menjadi pilihan utama karena sudah menjadi
metode yang umum di Indonesia serta kemudahan dalam pelaksanaannya.