Perubahan pada struktur desain proyek konstruksi dapat berakibat fatal dalam hal
peningkatan biaya dan waktu pada pelaksanaan proyek. Dalam arti bahwa proyek tersebut
dapat mengalami keterlambatan. Keterlambatan dalam proyek dapat diatasi dengan
melakukan percepatan proyek sebagai solusi mengatasi keterlambatan dengan salah satu
metodenya yaitu crash program. Crash program adalah suatu usaha yang inisiatif
menyelesaikan proyek lebih cepat dari durasi waktu yang sudah ditentukan dalam durasi
normal untuk mereduksi waktu pekerjaan pada lintasan kritis. Perhitungan juga dimulai
dengan pekerjaan yang mengalami keterlambatan dan mencari lintasan kritis yang kemudian
dilakukan perhitungan menggunakan metode crash program untuk mendapatkan kegiatan
cost slope. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan percepatan pada proyek pembangunan
mako polres Jakarta barat yang mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya. Proyek
pembangunan ini mengalami keterlambatan karena menggunakan bore pile pada struktur
bawah, mengalami perubahan desain struktur dan dilaksanakannya loading test pada struktur
bawah. Percepatan pada proyek ini dengan menggunakan alternatif penambahan jam kerja
(lembur) guna mempercepat durasi penyelesaian proyek dan mencari lintasan kritis
menggunakan jaringan kerja Precedence Diagram Method (PDM). Durasi normal untuk
penyelesaian proyek ini adalah 204 hari dengan biaya Rp 106.671.014.000,00. Hasil
Perhitungan crash program dengan alternatif penambahan jam kerja (lembur) mengacu dari
putusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 mengenai harga
upah kerja lembur. Dari hasil kedua penambahan jam kerja (lembur), penambahan 3 jam
kerja lembur lebih efesien dari segi biaya dengan total biaya Rp. 108.839.800.772,00 atau
lebih mahal 1,9% dari biaya proyek dalam keadaan normal dan dari segi waktu 162 hari
atau 20,5% lebih cepat dari durasi normal. Sedangkan penambahan 6 jam kerja lembur dari
segi biaya Rp. 114.855.121.553,00 atau lebih boros 7,1% dari durasi normal dan segi waktu
156 hari hari atau 23,5% lebih cepat dari durasi normal. Sehingga alternatif penambahan 3
jam kerja (lembur) dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan keterlambatan pada
proyek ini.