Tanaman Sidaguri (Sida rhombifolia L.) sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional. Kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, kumarin,
steroid, dan flavonoid yang terkandung didalamnya diketahui berpotensi sebagai
sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fase mana yang
memiliki aktivitas antioksidan terkuat dari ekstrak daun sidaguri dengan tiga
pelarut yang berbeda kepolarannya serta senyawa kimia apa yang terkandung
dalamnya. Serbuk daun sidaguri diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat
dengan n-heksan, etil asetat, dan n-butanol. Hasil ekstraksi dipekatkan dan diuji
penapisan fitokimia terhadap ketiga ekstrak kental, yang diikuti oleh uji aktivitas
antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, selanjutnya ekstrak
dengan aktivitas antioksidan terkuat akan diamati profil kromatografi lapis tipis
dan dianalisis senyawa kimia yang terkandung didalamnya dengan LC-MS/MS.
Hasil rendemen ekstrak n-heksan, etil asetat, dan n-butanol berturut-turut adalah
1,28%, 3,3% dan 0,46%. Hasil penapisan fitokimia ekstrak n-heksan mengandung
steroid, triterpenoid dan minyak atsiri, sedangkan pada ekstrak etil asetat terdapat
alkaloid, flavonoid steroid, triterpenoid, dan minyak atsiri, serta ekstrak n-butanol
mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid dan kumarin. Hasil
penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan n-heksan, etil asetat, dan n-butanol
memberikan nilai IC50 berturut-turut 542,21; 164,43; dan 226,72 µg/mL. Hasil
pemisahan dengan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak kloroform : etil
asetat : metanol (8,5:2:1,5) menghasilkan 4 bercak. Hasil analisis LC-MS/MS dari
ekstrak etil asetat mengandung kuersetin, tetrapentakontan, asam stearat, asam
linoleat, asam palmitat serta stigmasterol. Tanaman sidaguri memiliki aktivitas
antioksidan, profil kromatogram sidaguri memiliki 4 bercak eluasi yang teramati
serta mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan.