Kekerasan dalam pacaran di Indonesia merupakan masalah yang banyak terjadi di masyarakat luas dan tentunya memberikan dampak negatif bagi korban. Sebagian besar korban kekerasan dalam pacaran ditandai dengan perilaku pasif dan kurang dapat menyampaikan pendapat atau perasaannya. Oleh karena itu, asertivitas diperlukan untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asertivitas dengan kekerasan dalam pacaran pada perempuan usia emerging adulthood. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rathus Assertiveness Schedule (RAS) dan Dating Violence Questionnaire (DVQ). Penelitian ini dilakukan kepada 113 responden dengan kategori perempuan berusia 18-29 tahun yang pernah atau sedang mengalami kekerasan dalam pacaran yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data penelitian ini dianalisis dengan pearson product moment correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara asertivitas dengan kekerasan dalam pacaran pada perempuan usia emerging adulthood. Sehingga dapat diinterpretasikan semakin tinggi asertivitas maka tingkat kekerasan dalam pacaran semakin rendah. Implikasi yang dapat dilakukan oleh korban kekerasan dalam pacaran adalah dengan bersikap asertif selama menjalani hubungan pacaran guna mencegah dan meminimalisirkan tindakan kekerasan.
Kata Kunci: asertivitas, kekerasan dalam pacaran, emerging adulthood