Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki jumlah suku, budaya, ras dan
agama begitu juga dengan seni dan budaya. Wayang Kulit merupakan salah satu kesenian
yang telah diwariskan seiring datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke tanah Jawa.
Namun, di era sekarang ini Wayang Kulit mulai ditinggalkan oleh generasi muda karena
pengaruh seni media yang sekarang mulai meluas, juga karena hadirnya budaya barat yang
datang ke Indonesia membuat generasi muda melupakan budayanya sendiri. Kesenian
tersebut dikatakan terlalu kuno untuk generasi muda sekarang, oleh karena itu untuk
membuat seni Wayang Kulit dapat bersaing dengan seni media yang ada sekarang dan juga
untuk melestarikan seni Wayang Kulit di Kota Semarang, maka diajukan konsep
Perencanaan dan perancangan arsitektur Gedung Pertunjukan Wayang Kulit sekaligus
sebagai fasilitas Edukasi Bagi Bertumbuhnya Dalang Muda demi melestarikan kembali
Wayang Kulit dan juga adanya fasilitas museum bagi generasi muda agar bisa mengetaui
dan mengenal seni Wayang Kulit lebih dalam. Metode yang digunakan dalam perancangan
ini design by research berdasar metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data yang
diperlukan dalam proses perancangan. Hasil dari analisa berupa usulan tema yaitu
Harmony With nature dengan ide bentuk Arsitektur Metafora yang menciptakan suasana
bangunan yang sesuai dengan filosofi Gunungan Wayang.