Kajian ini dilatarbelakangi oleh tidak adanya fasilitas Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
dikhususkan untuk penyandang disabilitas tunaganda (tipe g) di Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Tujuan dari kajian adalah untuk menganalisis pendekatan, tata ruang,
konsep, massa bangunan, dan hal lainnya yang mempunyai peran pada bangunan dalam
menciptakan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ideal untuk pengguna utamanya nanti. Dengan
pendekatan healing environment dan arsitektur perilaku, harapannya fasilitas akademik ini
mampu mencakupi seluruh kebutuhan yang dibutuhkan. Menggunakan metode penelitian
deskriptif, data dikumpulkan pertama melalui perumusan dan pengadan pembatasan
masalah. Selanjutnya, mengadakan studi preseden terhadap SLB yang selaras dengan
perancangan nanti. Hasil dari studi preseden tersebut tercipta sebuah asumsi yang mampu
menjadi dasar hipotesa kajian.