Telemedicine merupakan pelayanan kesehatan jarak jauh berbasis teknologi
antara dokter dengan pasien. Pandemi Covid-19 aturan pembatasan diberlakukan
guna mencegah penyebaran virus karena itu pasien isolasi mandiri menggunakan
telemedicine untuk pelayanan kesehatan. Penelitian bertujuan melihat
pemanfaatan fasilitas telemedicine pada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi
mandiri. Data penelitian ini diambil secara cross sectional, kemudian dianalisis
menggunakan analisis deskriptif dan analisis spearman. Pengambilan data
menggunakan kuesioner secara daring kepada masyarakat berdomisili di Jakarta
Barat periode tahun 2022. Hasil penelitian 341 responden adalah berusia 27-42
tahun (55%), jenis kelamin perempuan (65,7%), berpendidikan SMA/SLTA
(35,8%), pekerjaan ASN/TNI/POLRI (19,6%), ibu rumah tangga (44,4%),
memiliki asuransi BPJS (69,8%) dan berdomisili dekat fasilitas kesehatan 1–1,5
km (44,8%), menggunakan handphone (92,4%) frekuensi terkena Covid-19 1 kali
(76,2%), menggunakan Halodoc (30,8%), tidak memerlukan bantuan orang lain
mengakses telemedicine (73,6%), menggunakan telemedicine untuk konsultasi
dokter (56,9%), fitur pesan (66,3%). Analisis pemanfaatan menunjukkan
telemedicine berkualitas 92,4%, puas 79,8%, bermanfaat 90,8%, tidak berkendala
64,2%. Analisa korelasi kualitas dengan kepuasan menunjukkan nilai r sebesar
0,727>0,05. Analisa korelasi kepuasan dengan kendala menunjukkan nilai r
sebesar 0,670>0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah pemanfaatan telemedicine
saat pandemi diukur menggunakan 4 Domain: kualitas, kepuasan, manfaat dan
kendala memberikan hasil yang baik. Hasil korelasi antara kepuasan dan kualitas
menunjukkan semakin meningkatnya kualitas telemedicine maka kepuasan pasien
juga meningkat. Hasil korelasi antara kepuasan dengan kendala menunjukkan
meningkatnya kepuasan pasien tidak mengacu pada sistem tetapi pada
ketersediaan layanan berbentuk perawatan yang tersedia selama pandemi.