Propolis dan ekstrak propolis sudah banyak diaplikasikan untuk mengobati
penyakit karena propolis bermanfaat sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan
antijamur. Kandungan senyawa di dalam propolis mampu meredam radikal
bebas, sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kadar fenolik dan flavonoid total,
analisis LC-MS/MS dari ekstrak propolis yang diperoleh dari lebah madu tak
bersengat dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. Sebanyak empat sampel
propolis digunakan pada penelitian ini yaitu Tetragonula laeviceps (Magelang
Jawa Tengah, Pandeglang Banten, dan Kendal Jawa Tengah) dan T. biroi
(Yogyakarta) dilakukan pembuatan ekstrak dengan metode maserasi kinetik
menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak propolis yang didapat kemudian
diuji penetapan kadar fenolik dan flavonoid total, uji aktivitas antioksidan
metode DPPH, FRAP, ABTS, dan analisis LC-MS/MS. Hasil penelitian
diperoleh kadar fenolik terbesar 41,83±2,21 mg GAE/gr (T. biroi berasal dari
Yogyakarta). Kadar flavonoid terbesar diperoleh 22,52±1,15 mg QE/gr
(Tetragonula laeviceps Kendal Jawa Tengah). Hasil uji aktivitas antioksidan
metode DPPH diperoleh IC50 antara 28-129 bpj, metode FRAP diperoleh IC50
antara 46-87 bpj, metode ABTS diperoleh IC50 antara 42-80 bpj. Hasil
aktivitas antioksidan metode DPPH dan FRAP terbaik pada sampel
Tetragonula laeviceps Pandeglang Banten, untuk metode ABTS terbaik pada
sampel T. biroi Yogyakarta. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh dianalisis
dengan LC-MS/MS, terkandung diantaranya Betaine, Choline, Mangostin
yang memiliki peran sebagai antioksidan, terdapat juga senyawa stachydrine
dan proline yang merupakan senyawa utama yang berperan sebagai
antioksidan yang terkandung dalam propolis. Kesimpulannya sampel propolis
dari Pulau Jawa memiliki aktivitas sebagai antioksidan, sampel Tetragonula
laeviceps Pandeglang Banten merupakan sampel terbaik diantara sampel lainnya.