Perkembangan pembangunan konstruksi di Indonesia menyebabkan permintaan
material beton meningkat, hal ini mengakibatkan ketersediaan bahan penyusun beton
agregat kasar konvensional berbahan dasar batuan split semakin menipis. Solusi alternatif
dari penelitian ini dengan memanfaatkan agregat kasar pengganti berupa batuan sungai
sebagai pengganti batuan split dalam campuran beton. Maksud penelitian ini sebagai
perbandingan penggunaan agregat kasar konvensional dan agregat kasar buatan dengan
bentuk agregat yang berbeda untuk mendapatkan proporsi campuran beton yang optimal.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengujian kuat tekan dan kuat tarik yang
berguna untuk mengetahui perbandingan nilai kuat tekan dan tarik beton dengan
penggunaan agregat buatan berdasarkan bentuk agregat bersudut, bulat, dan campuran
bersudut bulat. Dalam penelitian ini dibuat 4 kode sampel dengan 1 spesimen kontrol dan 3
spesimen campuran agregat batu sungai dengan jumlah sampel beton sebanyak 72 buah.
Pengujian ini dilakukan pada umur 7, 14, dan 28 hari. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
kuat tekan spesimen BSP (Batuan Sungai Bersudut) pencapaian sebesar 95%, BSB (Batuan
Sungai Bulat) sebesar 89%, dan BSM (Batuan Sungai Mix) sebesar 90% terhadap beton
kontrol. semua spesimen dapat mencapai mutu beton kuat tekan rencana fc’ 25 MPa. Pada
spesimen dengan hasil yang optimal di umur 28 hari terjadi pada BSP dengan nilai kuat
tekan sebesar 33 MPa, hasil penelitian kuat tarik untuk spesimen BSP dengan pencapaian
sebesar 86% dari beton kontrol. Berdasarkan nilai kuat tekan maka batuan sungai lebih
baik dibandingkan batuan pantai. Nilai kuat tekan dan tarik yang optimal terdapat pada
spesimen BSP dengan komposisi yaitu : 1 semen ; 1,5 Agregat halus ; 2,6 Agregat kasar ;
air w/c 0,47 dalam hitungan 1 m3 campuran beton.