PT. Panasonic Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
elektronik, salah satunya yaitu produk refrigerator NR-B251T-SS. Dalam pembuatan
produk tersebut terdapat potensi risiko bahaya yang teridentifikasi risiko pada kategori risk
priority number (RPN) very low (Sangat Rendah – Rendah) sebanyak 6 risiko, kategori very
low – low (Sangat Rendah – Rendah) sebanyak 3 risiko, kategori low (Rendah) sebanyak 14
risiko, kategori moderate (Sedang) sebanyak 2 risiko dan kategori moderate – high (Sedang
– Tinggi) sebanyak 10 risiko, pada kategori moderate – high diperlukan akar penyebab dari
suatu risiko dengan menggunakan metode fishbone diagram dimana diperoleh hasil 5
variable yang menyebabkan terjadinya fatigue dan uap panas yaitu tidak mengikuti
prosedur, tidak menghadiri training k3 dan tidak mengetahui prosedur kerja yang aman
(man), terjadinya uap, reability dan suhu tidak stabil (machine), APD yang salah dan terlalu
banyak produksi (material), Prosedur yang salah, prosedur terlalu manual dan jam kerja
terlalu padat (method), kondisi ruangan produksi serasa penuh sesesak, dan kondisi ruangan
produksi terlalu padat (environment). Usulan pengendalian risiko dengan menggunakan
metode 5W1H yang terkait pada aktivitas risiko uap dihasilkan uap mesin dapat terhirup
oleh pekerja bisa mengakibatkan pernapasan tersumbat supaya dibuat SOP agar tidak
terulang kembali dan fatigue yaitu dilakukan inspeksi bahwa APD harus dipakai dengan
memakai alat respirator, dan melakukan perancangan dengan pimpinan bagian kepala
produksi untuk memberikan waktu istirahat yang cukup dan terjadwal pada karyawan.