Tanaman sirih Cina (Peperomia pellucida (L.) Kunth) sebagai terapi
antibakteri memiliki kandungan senyawa flavonoid. Herba sirih Cina
digunakan untuk terapi antijerawat yang disebabkan oleh bakteri
Cutibacterium acnes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak,
nanofitosom, sediaan gel ekstrak dan gel nanofitosom herba sirih Cina
terhadap penghambatan aktivitas bakteri Cutibacterium acnes (ATCC
11827). Herba sirih Cina diekstraksi menggunakan metode Ultrasonic
Assisted Extraction (UAE) dengan etanol 70%, dikentalkan dengan rotary
evaporator. Ekstrak kental herba sirih Cina dilakukan parameter mutu
fisikokimia dan aktivitas antibakteri lalu dibuat menjadi nanofitosom ekstrak
dan karakterisasi, kemudian dibuat menjadi sediaan gel dan dievaluasi mutu
fisikokimia. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak herba
sirih Cina memenuhi parameter mutu fisika kimia dan memiliki aktivitas
antibakteri terhadap C. acnes nilai DDH sebesar 13,03±0,46 mm. Hasil
karakterisasi formula terbaik F1 nanofitosom ekstrak menunjukkan nilai
transmitan 89,30%, efisiensi penjerapan 68,47%, ukuran partikel 131,9 nm,
zeta potensial -31,4 mV, dan morfologi spheris. Hasil uji evaluasi gel
nanofitosom dan gel ekstrak berbentuk semi solid, berwarna kuning kehijauan
dan kuning kecoklatan, berbau khas, homogen dan sifat alir berupa
tiksotropik plastis. Hasil viskositas, daya sebar, pH dan aktivitas antibakteri
dari sediaan gel nanofitosom dan gel ekstrak berturut-turut sebesar (27457 cP
dan 22414 cP); (5,85±0,37 cm dan 5,98±0,15 cm); (6,46±0,02 dan
6,25±0,03); (16,85±0,08 mm dan 13,98±0,23 mm). Berdasarkan analisis
statistika uji T tidak berpasangan menunjukkan nilai p-value sebesar 0,001
dapat disimpulkan bahwa gel nanofitosom lebih efektif dalam terapi
antijerawat.