Toko Sayur Mannisa adalah suatu usaha yang menyediakan berbagai kebutuhan pangan,
salah satunya adalah kelapa parut. Sebelum diparut, maka kelapa harus dikupas terlebih
dahulu dimana pengupasan kelapa di Toko Sayur Mannisa masih dilakukan secara
konvensional dan menggunakan fasilitas kerja yang belum ergonomis. Berdasarkan
observasi awal, kedua orang pekerja aktivitas pengupasan kelapa mengalami keluhan di
beberapa bagian tubuh tertentu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi
bagian tubuh yang mengalami keluhan tertinggi dan melakukan analisis postur kerja untuk
selanjutnya dibuat rancangan fasilitas kerja yang ergonomis. Metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi keluhan adalah NBM (Nordic Body Map), sedangkan metode yang
digunakan untuk menganalisis postur kerja adalah REBA (Rapid Entire Body Assessment).
Adapun untuk menentukan ukuran perancangan yaitu dengan menggunakan dimensi dan
data antropometri orang Indonesia. Hasil penelitian dengan NBM yaitu keluhan tertinggi
yang dirasakan dari kedua pekerja di Toko Sayur Mannisa memiliki nilai 3 atau setara
dengan 75% dimana nilai tersebut menyatakan bahwa keluhan yang dirasakan adalah berupa
rasa sakit. Adapun bagian tubuh dengan keluhan tertinggi tersebut yaitu pada bagian
punggung, pinggang, pantat, kedua lengan, kedua pergelangan tangan, tangan sebelah kiri,
dan kedua lutut. Dari analisis REBA yang dilakukan, diperoleh nilai risiko pada aktivitas
pengupasan batok kelapa adalah 10 untuk kedua pekerja. Sedangkan aktivitas pengupasan
kulit ari kelapa adalah 9 untuk pekerja 1 dan 8 untuk pekerja 2. Sehingga pekerja memiliki
risiko tinggi akibat postur kerja yang kurang baik. Perbaikan dilakukan dengan merancang
fasilitas kerja yang sesuai, yaitu meja kerja khusus untuk posisi kerja berdiri. Ukuran dasar
meja yang meliputi tinggi permukaan meja adalah 93 cm ditambah dengan pembatas
sehingga tinggi total adalah 103 cm, panjang meja adalah 146 cm, dan lebar meja adalah 61
cm.