Adanya pertumbuhan penduduk akibat urbanisasi dan terbatasnya luas lahan di daerah
perkotaan, menyebabkan semakin berkembangnya jumlah rumah-rumah illegal yang
diperjualbelikan atau disewakan kepada para pendatang. Rumah-rumah ilegal biasanya
berkembang di bantaran sungai, daerah-daerah dekat kantor, pasar, mall serta pada lahan
kosong, baik milik perorangan/perusahaan maupun tanah pemerintah tanpa adanya izin.
Kawasan ini disebut permukiman atau kampung kumuh, karena kawasannya yang sangat
padat dan kumuh. Kelurahan Karet Tengsin di Jakarta Pusat merupakan sebuah Kawasan
perkampungan dan permukiman padat di kawasan hilir Kali Krukut. Kawasan ini merupakan
Kawasan yang rawan bencana, diantaranya banjir dan kebakaran. Kebakaran terakhir pada
tahun ini terjadi di bulan Maret akibat korsleting listrik dan berdampak pada 39 kepala
keluarga atau 60 jiwa. Sedangkan bencana banjir pada satu tahun terakhir disebabkan oleh
meluapnya kali krukut yang melampaui batas normal, mengakibatkan total pengungsi
sebanyak 673 jiwa. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi, maka perlu
dilakukan penataan permukiman kumuh di Kelurahan Karet Tengsin agar dapat tercipta
lingkungan permukiman yang bersih dan sehat serta terciptanya aktivitas yang terkendali
sesuai dengan peraturan lingkungan yang seimbang. Tujuan penataan kawasan kumuh di
Karet Tengsin ini adalah untuk meningkatkan kualitas fisik bangunan dan lingkungan serta
dapat meningkatkan kualitas Kota Jakarta dengan mengurangi kawasan permukiman
kumuhnya, dengan keluaran berupa konsep tertulis tentang penataan Kawasan permukiman
ideal secara fisik dan non fisik lingkungan di Karet Tengsin Jakarta.