PT. X adalah perusahaan yang bergerak dibidang farmasi, perusahaan ini merupakan
perusahaan berbasis komersial yang berfokus pada penelitian, pengembangan dan distribusi
obat-obatan khususnya dalam hal kesehatan. Pada masa pandemi covid-19 ini perusahaan
mengalami peningkatan permintaan yang mengakibatkan ketidak stabilan dalam pengadaan
persediaan bahan baku produknya, terutama untuk produk BOK 190ml. Ketidak stabilan
persediaan bisa dilihat dari selisih dari jumlah persediaan dengan jumlah kebutuhan. Dimana
jumlah persediaan bahan baku tidak sebanding dengan kebutuhan, hal ini dapat membuat
tertundanya proses produksi. Demikian juga dengan jumlah persediaan yang lebih dari yang
dibutuhkan dapat membuat biaya persediaan meningkat. Jika persediaan bahan baku tidak
berbanding lurus dengan permintaan, maka proses produksi bisa tertunda. Dengan itu perlu
adanya perencanaan dan pengendalian produksi yang baik, sehingga perusahaan dapat
meminimalisir atau memprediksi hal-hal yang dapat merugikan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan perkiraan permintaan produk BOK 190 ml berdasarkan perkiraan,
mengontrol persediaan bahan baku, dan menghitung total biaya persediaan. Metode
peramalan yang digunakan adalah moving average (MA), double moving average (DMA),
weighted moving average (WMA), simple exponential smoothing (SES) dan double
exponential smoothing (DES). Data biaya persediaan bahan baku menggunakan periode
Januari hingga Desember 2020, dan lead time bahan baku tetap rata-rata 3 hari. Selain itu,
perusahaan menetapkan nilai tingkat layanan menjadi 95%. Berdasarkan perhitungan
diperoleh total kebutuhan persediaan Januari-Desember 2021 diperkirakan 4.148.447 unit
per tahun dengan jumlah rata-rata 345.704 unit per bulan. Metode peramalan yang terpilih
yaitu single exponential smoothing (SES) karena memiliki persentase error yang paling
rendah yaitu sebesar 14,04%. Berdasarkan hasil analisis metode Economic Order Quantity
(EOQ), jumlah pesanan yang ekonomis adalah 311.122 unit. Pesanan dilakukan sebanyak
13 kali setahun, dengan interval 27 hari. Lead time yang dibutuhkan untuk melakukan
pemesanan adalah 3 hari dan minimum persediaan membutuhkan 1.037.112 unit. Biaya
dalam sekali pesan sebesar Rp.1.750.000, dan biaya penyimpanan sebesar
Rp.150/unit/tahun, maka didapatkan Total Inventory Cost (TIC) sebesar Rp. 46.668.346 per
tahun.