Salah satu material yang berguna menjadi bahan utama pada Dermaga IV adalah
pipa penyangga yang terletak dibawah laut. Dalam menjaga kondisi pipa untuk produksi
agar tidak mengalami kerusakan maka dibutuhkan sistem perawatan atau pemeliharaan
yang baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan efektifitas peralatan dan menghindari
risiko kerugian yang besar akibat kerusakan. Dalam strategi pemeliharaan material pipa
penyangga Dermaga IV yang telah mengalami korosi dapat menggunakan metode Risk
Based Maintenance. Metode Risk Based Maintenance dapat mengurangi risiko yang akan
ditimbulkan akibat kegagalan yang terjadi pada komponen atau sistem saat beroperasi.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan nilai RBM diperoleh nilai risiko sebesar
tiga pada struktur Main Wharf yang termasuk kategori kerusakan rendah, struktur Trestle
didapatkan hasil empat yang termasuk kategori kerusakan sedang dan struktur Mooring
Dolphin 11 didapatkan hasil enam yang termasuk kategori kerusakan sedang. Metode
Matriks Interval Inspeksi digunakan untuk menentukan kebijakan kapan pipa penyangga
harus dilakukan pemeliharaan. Berdasarkan Metode Matriks Interval Inspeksi diperoleh
kebijakan periode waktu pemeliharaan. Pada struktur Main Wharf delapan tahun sekali
perbaikan, struktur Trestle enam tahun sekali perbaikan, dan pada struktur Mooring
Dolphin 11 didapatkan hasil empat tahun sekali untuk perbaikan. Dalam melakukan
pemeliharaan pada pipa setelah tujuh tahun dilakukan teknik coating untuk memulihkan
kembali sisa umur layan guna menuju green industry. Dapat Disimpulkan bahwa korelasi
antara rangking risiko dan strategi pemeliharaan mendekati nilai satu dengan R
2
=0,9643
dan R= 0,9820 yang memiliki maksud bahwa Strategi Pemeliharaan 98% berhubungan
dengan rangking risiko. Semakin tingginya nilai Rangking Risikonya maka Strategi
Pemeliharaan pada pipa Dermaga IV akan semakin tinggi. Dalam model strategi
pemeliharaannya adalah SP=-1.2857C+11.571, yaitu dimana SP adalah Strategi
Pemeliharaan dan C adalah Rangking risiko.