Detail Cantuman
Karya Ilmiah Dosen
“Piningit & Pandemi” - Memaknai Kejatuhan Akibat Covid 19
Saat tulisan ini ditulis, penulis lagi terjebak dalam situasi work from home. Walaupun ini paradoks karena masa ini penulis jadi nganggur, karena semua projek ditunda sampai entah kapan. Tulisan ini ditulis dalam rangka menghilangkan kebosanan setelah dua minggu lebih mati gaya tinggal di rumah. Anggap saja penulis lagi berbagi kepusingan melihat segala sesuatu yang terjadi sejak virus hadir.
Jika buku ini terbit, penulis hanya berusaha menyuguhkan suatu sudut pandang. Pembaca sangat dipersilahkan untuk beda pendapat. Beda pendapat itu wajar. Tetapi kalo Anda pemuja semua harus sesuai dengan pola pikir dan cara pandang anda, stop jangan diteruskan, Anda bisa naik darah. Kalo Anda pecinta motivasi positif dan harus melihat segala sesuatu dengan positif. Stop, Anda bisa naik tensinya. Jadi tolong dibuka dulu mekanisme pertahanan dirinya, karena memang penulis menawarkan sebuah alternatif. Kalo Anda nyari tips praktis buat melakukan ini itu yang konkrit (misal tips jadi kaya). Maaf, Anda kena prank. Buku ini gak akan bahas tips, karena tidak ada cara mudah memahami situasi manusia, kalo nyari tips jadi kaya, silahkan cari buku-buku motivator.
Penulis terdorong mengerjakan buku ini karena, secara ajaib Covid-19 memberikan suatu kesempatan yang tidak pernah terpikirkan akan terjadi dalam masa hidup penulis. Kesempatan untuk membuka tabir sesungguhnya, bagaimana manusia sebagai individu dan sebagai masyarakat yang mengklaim diri sebagai ciptaan yang “akbar” karena merupakan “citra Allah”, ternyata sangatlah rentan terhadap benda yang ukurannya sangat kecil. Mudah-mudahan buku “after the fall” (setelah kejatuhan) ini memberikan beberapa insight untuk pembaca melihat dunia dan bisa bangkit melangkah dalam kondisi baru.
Kebangkitan manusia bukan hanya sekedar lebih sejahtera secara fisik namun juga secara mental dalam suatu tingkatan baru yang lebih seimbang. Kesadaran mengenai keseimbangan ini diharapkan dapat membantu kita sebagai individu dan masyarakat jadi lebih peka dan sadar bahwa narasi kehidupan tidak semata-mata lahir, belajar yang pinter, selalu berpikir positif, dapat pekerjaan yang baik/buka usaha, jadi kaya raya yang terpandang dan rajin berderma lalu mati insyallah masuk surga.
Narasi kehidupan tadi ternyata sangatlah ringkih. Mungkin “mencari piningit ditengah pandemi” bisa membantu kita membangun narasi baru yang lebih seimbang dalam berinteraksi antara individu dengan individu. Manusia dan alam. Syukur-syukur manusia dengan dirinya sendiri.
Saat ini, dengan semakin “meriahnya” narasi yang dibangun dalam peradaban manusia, memahami siapa manusia menjadi krusial. Mengingat narasi yang diulang-ulang akan terasa benar, terlepas sesuai fakta atau tidak, membuat kebanyakan manusia mulai kebingungan dengan absurditas kehidupan ini. Tetapi jangan khawatir manusia tetap berpola dalam membangun narasinya.
Ketersediaan
EKIDUPT240054 | 150/EKIDUPT240054 | Perpustakaan Pusat | B A C A D I T E M P A T |
Lampiran Berkas
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
150/EKIDUPT240054
|
Penerbit | Fakultas Psikologi Universitas Pancasila: Jakarta., 2024 |
Deskripsi Fisik |
119 p.
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN/NPM |
-
|
Klasifikasi |
150
|
Tipe Isi |
text
|
Tipe Media |
Textbook
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain