Pasar modal adalah wadah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunann dan sebagai tempat untuk mencari dana bagi perusahaan dan tempat bagi para pemodal, keberadaan dan kegiatan pasar modal melibatkan banyak pihak, Pemilik dana adalah mereka, baik secara perorangan maupun secara kelembagaan atau badan usaha yang menyisihkan kelebihan dananya untuk di investasikan agar lebih produktif dan berkembang. Pada dasarnya, investor itu mengharapkan suatu future earning yang memberikan nilai tambah atas dana yang diinvestasikan dalam Efek -Efek di pasar modal. Permasalahan yang akan diuraikan dalam penulisan ini apakah transaksi jual beli terhadap Efek dengan kewajiban membeli kembali oleh penjual dapat dikatagorikan utang yang menjadi dasar permohonan pailit dan bagaimana keputusan hakim apakah telah sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang No. 17 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaraan Utang, terhadap perusahaan Sekuritas. Metode yang digunakan penulis untuk menganalisa permasalahan adalah metode penelitian yuridis normatif. Dapat disimpulkan bahwa transaksi jual beli dengan hak membeli kembali adalah suatu perstasi yang harus dipenuhi oleh penjual. Dimana bila suatu kalusal dari isi perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali tidak dipenuhi oleh penjual makan terjadinya suatu tindakan yang dikatakan sebagai wanprestasi yang dilakukan oleh penjual untuk membeli kembali. Dampaknya adalah munculnya suatu gugatan atas kepailitan yang dilakukan oleh pembeli sebagai kreditur, yang mana kedudukan kreditur dalam Undang-undang Kepailitan tidak dapat mengajukan permohonan gugatan kepailitan atas perusahaan sekuritas. Utang yang dimana menjadi posita yang menjadi dasar permohonan pailit muncul dari suatu wanperstasi dimana kewajiban pembeli untuk melakukan pembeli kembali tidak dilakukan.