Nanopartikel memiliki ukuran antara 1 hingga 100 nanometer. Pemanfaatan bambu hitam
digunakan sebagai biomaterial yang dapat direkayasa untuk menghasilkan nanopartikel
komposit. Proses rekayasa melibatkan penambahan nanopartikel bambu hitam ke dalam
material matriks HDPE, yang kemudian menghasilkan nanokomposit dengan sifat mekanik
yang lebih unggul daripada sebelum dilakukan proses rekayasa material. Pada proses
pembuatannya partikel disaring menggunakan ukuran Mesh yaitu 300. Hasil dari
nanopartikel bambu hitam dilakukan pengujian karakterisasi morfologi dan kimia.
Berdasarkan pengujian SEM karakterisasi morfologi bentuk partikel yang dihasilkan bulat
tidak sempurna, panjang dan gumpalan. Pengujian EDX unsur kimia yang dihasilkan bambu
hitam karbon 68.8%, oksigen 16.9%, dan nitrogen 14.3%. Pengujian FTIR gugus fungsi
yang terkandung didalam bambu hitam yaitu senyawa halo, alkene, amine, alkane, aromatic
dan asam karbosilat. Pengujian XRD menunjukkan pola gelombang amorphous yang lebar
dan landai. UV-VIS menggunakan perbandingan 1:10 menghasilkan serapan gelombang
331.0 absorbansi 4.000 dan 1:20 menghasilkan serapan gelombang 309.0 absorbansi 4.000
yang menandakan bahwa nanopartikel terbentuk. Pencampuran nanopartikel bambu dan
HDPE menggunakan mesin internal mixer dengan suhu 150℃ dengan laju kecepatan rotor
80 RPM selama 6 menit dengan variasi komposisi 50%:50%, 60%:40%, 70%:30%. Hasil
dari internal mixer dilakukan Injection molding dengan suhu cylinder 180℃, Temperatur
Mold 42℃, Injection Pressure 800 Bar, Holding Pressure 200 Bar yang menghasilkan
sampel dengan standar ASTM D638-4. Hasil dari proses pencampuran dilakukan uji tarik
menghasilkan sampel dengan nilai terbaik yaitu pada komposisi 70%:30% dengan kekuatan
tarik 35 MPa. 70%:30% dan 60%:40% dengan regangan sebesar 6,21%. 50%:50% dengan
modulus elastisitas 12,71 GPa.
Kata Kunci : Nanopartikel Komposit, Pengujian Morfologi dan Kimia, Internal Mixer,
Injection molding, Uji Tarik.